Kota Metro, Lampung | Netthreeone– Curahan hati alumni SMK pondok pesantren Tuma’ninah Yasin yang mengalami insiden kecelakaan serius di bagian kepalanya, hinga saat ini dirinya sering mengalami sakit kepala.
JDR , alumni santri dan alumni sekolah di SMK Ponpes Tuma’ninah Yasin, ia menceritakan kronologi kecelakaan hebat pada tahun 2020 yang lalu.
“Saya mengalami kecelakaan terpleset di kamar mandi hingga alami kejang -kejang sampai tidak sadarkan diri. Orang – orang di sekitar pada berkerumun untuk menyadarkan saya, setelah itu mereka memanggil salah satu pengurus pondok untuk melihat kondisi saya. Pada saat saya tersadar dari insiden kecelakaan itu terjadi, dari pihak ponpes langsung di beri makan, namun yang terjadi bagian kepala saya langsung pusing dan muntah- muntah,” ucapnya.
JDR juga merasa kecewa, lantaran pasca terjadinya insiden kecelakaan dirinya dilarang oleh pihak ponpes untuk beritahu kepada orangtuanya.
“Saya di larang oleh pihak ponpes untuk di beri tahu kepada orang tua saya. Yang bertanggung jawab penuh ialah pihak ponpes bukan lagi orang tua saya. Dikarenakan status saya tinggal di asrama,”ungkapnya.
“Namun apa yang terjadi saya tidak di periksa, saya hanya di biarkan lalu saya di beri sedikit obat agar sakit kepalanya hilang. Habis itu saya di suruh beristirahat,”terangnya.
Lanjutnya, JDR juga mengatakan selang satu tahun pasca insiden kecelakaan itu terjadi, ia sering mengalami sakit kepala yang hebat serta demam yang tinggi habis itu muntah – muntah.
“Pada saat saya di pulau jawa, saya di larikan kerumah sakit, lalu dokter pun menyarakan segera lakukan operasi agar tidak mengalami kefatalan yang lebih lanjut seperti kebutaan dan terkena syaraf -syaraf lainnya,”ujarnya.
Saat dikonfirmasi langsung oleh awak media, pada Senin (04/09/2023). Okta selaku pengurus ponpes Tuma’ninah Yasin membenarkan hal tersebut, tapi karena pada saat itu Covid-19 jadi pelayanan medis hanya kami tangani oleh pihak medis yang ada di ponpes Tuma’ninah Yasin.
Lanjutnya, Okta mengatakan pihak medis yang disediakan oleh ponpes tidak ada konfirmasi terkait penanganan medis yang dilakukan oleh pihak ponpes kepada pengurus ponpes.
“Karena waktu itu sudah di tangani selayaknya anak pingsan. Ketika sudah sadar habis itu langsung di beri makan, minum obat dan langsung di suruh istirahat, besoknya anak itu sudah kembali sekolah seperti biasa, ” ucapnya.
Okta juga mengatakan pihak santrinya yang mengalami kecelakan, pada saat kelas II setelah selesai PKL, santri tersebut tidak kembali ke pondok ia langsung ngekost di luar tanpa ada konfirmasi dari pihak pondok.
“Jadi perkembangan hari ini kami tidak tahu – menahu. Sampai dia wisuda sudah tidak ada di ponpes lagi,”terangnya.
Saat di wawancara, Ketua NGO KMPL (Koalisi Masyarakat Peduli Lampung) Korda Kota Metro, Rendy saat lakukan pengawalan terkait konfirmasi insiden kecelakaan itu terjadi , ia mengatakan pihak pondok seakan menutup-nutupi kejadian tersebut.
“Yang saya bingungkan kepada pihak ponpes tidak tau manau terkait insiden itu terjadi, tetapi sudah di tangani pada saat itu,”ucapnya.
“Mana yang benar, bahasanya saat di pertanyakan terkait insiden kecelakan tersebut sangat membingungkan antara sudah di tangani atau belum” ungkapnya. Selasa (05/09/2023).
Ia juga sangat menyayangkan kejadian yang menimpa JDR terkesan di anggap sepele. Sikap ponpes seakan-akan saling lempar tanggung jawab. Bahkan, ada pihak ponpes yang bernama N mendatangi kami saat mediasi telah usai.
“Bisa di katakan saling lempar tanggung jawab, saat pihak N mendatangi kami seolah tidak tahu menahu kronologi kecelakaan itu terjadi,” ujarnya.
“Kami atas aduan masyarakat NGO KMPL (Koalisi Masyarakat Peduli Lampung) akan mengadukan hal ini kepada Pemerintah Kota dan DPRD Kota Metro untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut sampai tuntas,” terangnya.
“Saya juga berharap, ada bentuk kepedulian terhadap peserta didik di instansi formal maupun non formal, dan juga ke depannya agar tidak terjadi lagi hal serupa dimana Kota Metro sebagai icon Kota pendidikan. Maka dari itu, selamatkan anak bangsa yang keterbatasan finansial,” tutup Rendy.
(Tem)